London - Andre Villas-Boas belumlah memimpin Tottenham
Hotspur dalam sebuah laga resmi. Namun, ia sudah merasa nyaman dan
senang bekerja di White Hart Lane. Baginya, segalanya lebih
menyenangkan di Tottenham.
Villas-Boas boleh jadi lega
meninggalkan Chelsea. Setelah satu musim yang cemerlang bersama FC
Porto, ia datang ke Stamford Bridge dengan diikuti harapan, harapan
yang kemudian musnah lantaran performa The Blues naik-turun.
Kabar
yang beredar menyebutkan bahwa ia punya hubungan yang tak harmonis
dengan dedengkot ruang ganti seperti John Terry dan Frank Lampard.
Lampard dikabarkan tidak suka dibangkucadangkan sehingga akhirnya ada
rumor tidak sedap yang menyebutkan ia mengadu kepada sang bos besar,
Roman Abramovich. Di sisi lain, dengan usia yang baru 34 tahun,
Villas-Boas disebut terlalu muda untuk menangani ego para bintang.
Villas-Boas
hanya bertahan selama 256 hari di Stamford Bridge. Pada suatu titik, di
mana Chelsea hanya meraih satu kemenangan dalam enam laga di Premier
League, Abramovich kehilangan kesabaran. Sama seperti yang ia lakukan
pada banyak manajer di rezim kepemimpinannya, Abramovich memecat pria
asal Portugal itu.
Sial bagi Villas-Boas, tanpanya Chelsea
justru melaju dan mengakhiri musim dengan dua buah trofi. Kehadirannya
yang tak sampai satu musim pun seperti dilupakan. Tapi, Villas-Boas
membela diri. Menurutnya, suasana yang ia dapatkan di Chelsea tidaklah
menyenangkan. Sebaliknya, Tottenham memberikan sesuatu yang sangat
dibutuhkan dirinya.
Dalam penuturannya, pria yang juga pernah
menjadi asisten Jose Mourinho menggambarkan bahwa Tottenham tidak suka
mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan.
"Struktur yang mengiringi Tottenham sangat bagus," ucapnya seperti dilansir AFP.
"Ada
banyak orang-orang kompeten di klub ini. Klub juga terpacu untuk
menjadi sukses, semua orang tahu tugasnya masing-masing untuk memajukan
klub ini."
"Mereka tidak mencari sesorang untuk dijadikan
kambing hitam. Dan ketika banyak orang terpacu untuk maju, maka
pekerjaan Anda menjadi lebih mudah," simpulnya.
Kini Villas-Boas
punya tugas untuk membenahi Tottenham, yang musim kemarin sempat tampil
bagus namun meluncur turun bak kapal selam menjelang akhir musim.
Villas-Boas optimistis. Di skuatnya kini sudah ada Gylfi Sigurdsson dan
Jan Vertonghen, plus Rafael Van der Vaart. Ia mengaku tak keberatan
kehilangan Luka Modric, asalkan Van der Vaart tetap berada di dalam tim.
"Dengan adanya Van der Vaart, saya kini bisa mengandalkannya."
"Ini
jelas situasi yang berbeda dibandingkan Luka. Ia banyak diincar klub
lain dalam dua musim terakhir dan terus demikian. Kami harus memastikan
bahwa ada tawaran yang sesuai dengan keinginan klub, dan itu menjadi
urusan chairman," tukas Villas-Boas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar