Minggu, 15 Juli 2012

Segalanya Lebih Menyenangkan di Tottenham bagi Villas-Boas

London - Andre Villas-Boas belumlah memimpin Tottenham Hotspur dalam sebuah laga resmi. Namun, ia sudah merasa nyaman dan senang bekerja di White Hart Lane. Baginya, segalanya lebih menyenangkan di Tottenham.

Villas-Boas boleh jadi lega meninggalkan Chelsea. Setelah satu musim yang cemerlang bersama FC Porto, ia datang ke Stamford Bridge dengan diikuti harapan, harapan yang kemudian musnah lantaran performa The Blues naik-turun.

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa ia punya hubungan yang tak harmonis dengan dedengkot ruang ganti seperti John Terry dan Frank Lampard. Lampard dikabarkan tidak suka dibangkucadangkan sehingga akhirnya ada rumor tidak sedap yang menyebutkan ia mengadu kepada sang bos besar, Roman Abramovich. Di sisi lain, dengan usia yang baru 34 tahun, Villas-Boas disebut terlalu muda untuk menangani ego para bintang.

Villas-Boas hanya bertahan selama 256 hari di Stamford Bridge. Pada suatu titik, di mana Chelsea hanya meraih satu kemenangan dalam enam laga di Premier League, Abramovich kehilangan kesabaran. Sama seperti yang ia lakukan pada banyak manajer di rezim kepemimpinannya, Abramovich memecat pria asal Portugal itu.

Sial bagi Villas-Boas, tanpanya Chelsea justru melaju dan mengakhiri musim dengan dua buah trofi. Kehadirannya yang tak sampai satu musim pun seperti dilupakan. Tapi, Villas-Boas membela diri. Menurutnya, suasana yang ia dapatkan di Chelsea tidaklah menyenangkan. Sebaliknya, Tottenham memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan dirinya.

Dalam penuturannya, pria yang juga pernah menjadi asisten Jose Mourinho menggambarkan bahwa Tottenham tidak suka mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan.

"Struktur yang mengiringi Tottenham sangat bagus," ucapnya seperti dilansir AFP.

"Ada banyak orang-orang kompeten di klub ini. Klub juga terpacu untuk menjadi sukses, semua orang tahu tugasnya masing-masing untuk memajukan klub ini."

"Mereka tidak mencari sesorang untuk dijadikan kambing hitam. Dan ketika banyak orang terpacu untuk maju, maka pekerjaan Anda menjadi lebih mudah," simpulnya.

Kini Villas-Boas punya tugas untuk membenahi Tottenham, yang musim kemarin sempat tampil bagus namun meluncur turun bak kapal selam menjelang akhir musim. Villas-Boas optimistis. Di skuatnya kini sudah ada Gylfi Sigurdsson dan Jan Vertonghen, plus Rafael Van der Vaart. Ia mengaku tak keberatan kehilangan Luka Modric, asalkan Van der Vaart tetap berada di dalam tim.

"Dengan adanya Van der Vaart, saya kini bisa mengandalkannya."

"Ini jelas situasi yang berbeda dibandingkan Luka. Ia banyak diincar klub lain dalam dua musim terakhir dan terus demikian. Kami harus memastikan bahwa ada tawaran yang sesuai dengan keinginan klub, dan itu menjadi urusan chairman," tukas Villas-Boas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar