Pertandingan tersisa sekitar tujuh menit, Indonesia dalam keadaan tertinggal 0-1 dari Malaysia Yellow, sampai sebuah pelanggaran terjadi di kotak 16 meter, dan wasit memberi hadiah penalti untuk pasukan "Merah Putih".
Pemain Indonesia bernomor punggung 8 maju sebagai algojo, tapi tendangannya mengenai tiang gawang sebelah kiri kiper. Tapi wasit memutuskan prosesi harus diulang karena seorang pemain Malaysia lebih dulu bergerak ke dalam kotak penalti sebelum bola ditembak.
Asril kali itu tidak membuang kesempatannya yang kedua. Ia mengarahkan tembakan ke arah kiri, dan eksekusinya berhasil. Gol tercipta, Indonesia menyamakan kedudukan menjadi 1-1, dan skor itu bertahan sampai peluit panjang dibunyikan.
Demikian cerita di penghujung babak kedua pertandingan yang digelar di Stadion Petaling Jaya, Kelana Jaya, Selangor Malaysia, pada Jumat (13/7/210) malam, di Grup B turnamen Yamaha ASEAN U-13 Cup.
Seusai pertandingan, Asril berlari ke pinggir lapangan, memberi salam hormat pada segelintir warga negara Indonesia yang menonton langsung pertandingan tersebut di stadion.
"Terima kasih kepada TKI yang datang ke sini malam ini dan mendukung kami," ucap anak laki-laki asal Makassar kelahiran 11 September 1999 itu.
Saat ditanya wartawan kenapa tendangan penalti pertamanya gagal, Asril menjawab, "Agak tegang tadi. Tapi pas diulang saya sedikit lebih rileks."
Meski mengaku baru kali itu bermain di malam hari dengan penerangan dari lampu stadion, sepanjang pertandingan Asril tampil sangat baik. Setiap serangan tim Yamaha Indonesia U-13 umumnya bermula dari kaki dia. Skill yang dimiliki playmaker muda setinggi 160 cm itu terbilang oke.
"Pemain idola saya Syamsul Bachri Chaeruddin," tukas Asril menyebut nama pemain nasional Indonesia yang memperkuat tim PSM Makassar itu. "Kalau dari luar negeri, saya suka Xavi Hernandez."
www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar